Mengetahui Biaya Uji Lab Makanan
Jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat akan mempengaruhi jumlah nutrisi dan gizi yang diperoleh oleh masyarakat. Selain itu, bagi pengusaha makanan mereka juga perlu mengetahui kandungan gizi yang ada dalam produk makanan mereka. Sehingga, konsumen yang mengkonsumsi makanan tersebut bisa mendapatkan makanan yang layak. Selain itu, mereka juga bisa mengkonsumsi makanan yang sehat dan tidak berbahaya. Untuk mengetahui kandungan gizi dalam suatu makanan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menguji makanan menggunakan beberapa tes di laboratorium.
Macam – Macam Uji Makanan dan Biayanya
Untuk mengetahui kandungan gizi dalam suatu makanan, ada beberapa uji yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah Analisis Kimia untuk Makronutrien. Uji ini menganalisis kandungan makronutrien dalam makanan seperti karbohidrat, gula, serat kasar, serat makanan, protein, kadar air, kadar abu, lemak, dll. Biaya yang dibutuhkan untuk analisis makronutrien ini juga bervariasi. Hal ini tergantung dari jenis makronutrien serta metode yang digunakan.
Sebagai contoh, kandungan karbohidrat dapat diuji dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisis kualitatif dapat menggunakan pengujian dengan enzim. Sedangkan analisis kuantitatif karbohidrat bisa menggunakan spektro. Biaya yang dibutuhkan untuk uji karbohidrat per sampel sekitar 80.000 rupiah. Sementara itu, gula dapat diuji dengan menggunakan dua metode yaitu metode titrasi dan spektro. Pengujian kandungan gula dengan menggunakan metode spektro memiliki harga yang lebih mahal. Hal ini dikarenakan metode spektro memiliki presisi dan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode titrasi. Biaya yang dibutuhkan untuk uji gula adalah sekitar 50.000 hingga 100.000 rupiah.
Protein sebagai salah satu komponen yang termasuk dalam makronutrien juga dapat diuji di laboratorium. Pengujian kandungan protein pada makanan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk analisis kuantitatif protein seperti metode Kjeldahl, dumas, spektrofotometer. metode lowry, dan titrasi formol. Setiap metode memiliki harga pengujian yang berbeda. Hal ini dikarenakan alat serta bahan kimia yang digunakan juga berbeda. Salah satu metode yang sering digunakan dalam pengujian protein secara kuantitatif adalah metode Kjeldahl. Umumnya, biaya per sampel untuk analisis ini sekitar 100.000 rupiah. Selain itu, masyarakat juga bisa memilih Analisis Proksimat yang menguji kandungan karbohidrat, abu, air, protein, dan lemak secara menyeluruh. Biaya yang dibutuhkan untuk Analisis Proksimat adalah sekitar 389.000 – 450.000.
Selain makronutrien, uji lab pada bahan makanan juga bisa dilakukan pada komponen mikronutrien seperti vitamin, mineral, dan logam berat. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pengujian mikronutrien juga dipengaruhi oleh metode dan alat yang digunakan. Sebagai contoh, biaya uji vitamin dengan metode titrasi sekitar 100.000. Sedangkan biaya uji vitamin dengan spektrofotometer sekitar 150.000. Oleh karena itu, masyarakat yang ingin melakukan uji makanan di laboratorium perlu mengecek metode apa saja yang digunakan di laboratorium tersebut serta berapa biayanya. Salah satu tempat yang menyediakan uji lab makanan adalah Gizigo. Informasi mengenai uji lab bahan makanan di Gizigo dapat dilihat di website mereka dengan alamat https://gizigo.id/.
Manfaat Uji Lab Makanan
Pengujian kandungan gizi makanan di laboratorium memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah untuk mengetahui kualitas makanan dan kandungan gizi dalam makanan tersebut. Selain itu, pengujian makanan juga bisa menentukan ada atau tidaknya bahan kimia berbahaya dan metabolit yang beracun di dalam makanan tersebut. Manfaat lainnya adalah untuk menjaga kualitas makanan selama proses pembuatan makanan. Sehingga, masyarakat bisa mengkonsumsi makanan dengan kualitas tinggi.